Bab 12 Kampung Mayit
Bab 12: Sejarah Tersembunyi Kampung Mayit
Suasana pagi itu semakin mencekam. Setelah kematian tragis anggota SAR, warga desa dan aparat kepolisian setempat bergerak cepat untuk mengevakuasi jenazah korban. Sementara itu, Pak Faisal dan Pak Kromo masih berusaha keras untuk menjelaskan kejadian yang semakin tak masuk akal ini kepada pihak berwenang.
Di rumah Pak Faisal, Haidar, Husna, Devi, dan Budi duduk dengan cemas. Jaza masih dalam kondisi aneh, tubuhnya kaku, mata kosong, dan mulutnya seakan berbicara bahasa yang tak mereka pahami. Meski demikian, ada satu hal yang bisa mereka pahami dari perkataan Jaza yang kerasukan — ada sesuatu yang sangat penting untuk mereka ketahui tentang kampung ini.
Pak Faisal akhirnya memutuskan untuk menceritakan sebuah kisah lama, sejarah yang selama ini tersimpan rapat-rapat oleh para tetua desa.
"Kampung ini dulunya tidak seperti yang kalian lihat sekarang. Dulu, sebelum ada perkampungan, ini adalah tempat yang sangat terlarang..."_ kata Pak Faisal dengan suara berat, mengingat masa lalu yang kelam.
Pak Kromo yang sudah lanjut usia menambahkan, "Dahulu, Kampung Mayit adalah tempat yang dijadikan sebagai tempat pembantaian. Berabad-abad yang lalu, ada sebuah peperangan besar di antara dua kerajaan yang terletak jauh di sekitar sini. Banyak jiwa yang hilang, banyak darah yang tertumpah. Sehingga, kampung ini menjadi tempat yang dihantui oleh arwah-arwah yang belum bisa beristirahat."
"Penyelesaian dari perang itu datang melalui seorang tokoh ulama yang sakti, yang dikenal dengan sebutan 'Mbah Sulaiman'. Beliau mampu menenangkan amarah roh-roh yang menguasai tempat ini, membuat mereka tak lagi mengganggu manusia yang akan datang menetap."
Haidar mendengarkan penuh perhatian, namun Husna, yang sejak awal sudah cemas, menunduk dalam-dalam.
"Mbah Sulaiman membuat perjanjian dengan mahluk-mahluk ini..."_ lanjut Pak Kromo, "Dia membuat sebuah benteng tak kasat mata yang melindungi penduduk yang tinggal di sini, namun dengan syarat: setiap penghuni kampung harus menghormati adat dan pantangan yang sudah disepakati bersama. Selama perjanjian itu dihormati, mahluk-mahluk tersebut tidak akan mengganggu. Namun, siapa pun yang melanggar aturan itu... akan terkena kutukan."
Pak Faisal menghela napas panjang. "Nama Kampung Mayit berasal dari peristiwa itu. 'Mayit' berarti 'mayat', merujuk pada jiwa-jiwa yang tak pernah bisa tenang akibat pembantaian tersebut. Bahkan sampai saat ini, banyak yang tidak tahu bahwa kampung ini masih membawa beban sejarah yang sangat berat."
"Lalu kenapa sekarang?" tanya Haidar, sedikit bingung.
"Karena meskipun sudah banyak perkembangan dan perkampungan yang dibangun di sini, aturan adat yang diatur oleh Mbah Sulaiman tetap ada. Dan selama ini, kita hidup berdampingan, namun dengan kesepakatan tak tertulis antara manusia dan roh-roh yang ada."
"Lalu kenapa Roy bisa hilang?" tanya Budi yang mulai memahami, meski masih merasa takut.
Pak Faisal mengangguk perlahan. "Roy... dan semua yang melanggar adat, entah itu sengaja atau tidak, mereka telah menginjakkan kaki mereka pada tanah yang terlarang. Tanah yang telah dipilih oleh Mbah Sulaiman untuk menempatkan garis batas antara dunia manusia dan dunia roh."
Mereka semua terdiam. Devi yang mendengarkan dengan cemas tampak semakin gelisah, tak bisa mengendalikan dirinya lagi.
"Tapi... kalau kita mengikuti peraturan itu, apakah kita bisa mengembalikan Roy?" tanya Haidar, hampir putus asa.
"Tidak ada yang tahu, Haidar. Perjalanan ini lebih sulit dari yang kita bayangkan. Tapi kita harus coba..." jawab Pak Faisal dengan bijaksana.
Pak Kromo menatap mereka dengan mata penuh harapan. "Kita harus mencoba, meskipun itu berarti harus menuruti aturan yang telah lama ada. Namun kita harus hati-hati, jika ada yang tidak tepat, kita semua bisa terperangkap."
Pagi itu, cuaca mendung, namun kabut semakin tebal menyelimuti desa.
Waktu terasa berhenti. Setiap detik berlalu dengan penuh ketegangan. Mereka kini harus berpikir dengan hati-hati — tidak hanya mencari Roy, tetapi juga menyelesaikan apa yang sudah lama tergantung di kampung ini.
Kampung Mayit tidak hanya menawarkan misteri dan bahaya... ia juga menyimpan sebuah kutukan yang harus mereka selesaikan.
Komentar